PROCESSOR:
-
CORE adalah die dari processor, masing masing seri memiliki code name tersendiri. Dengan mengenal code core processor, kita dapat mengenali type processor, FSB, ukuran cachenya, teknologinya, dan informasi penting lainnya. Untuk itu, agar kita bisa lebih memahami dan lebih mengenal tentang processor, mari kita berbicara soal core dan code corenya, jangan pernah lagi terjebak pada penamaan resmi dari produsen processor. Penamaan seri dari pihak produsen belum tentu menunjukkan kinerja dan potensi sesungguhnya, bahkan cenderung membingungkan dan menjebak. Dengan pemahaman code name core kita akan lebih jeli menentukan processor mana yang terbaik dan memiliki potensi overclocking terbesar. Sebagai contoh : FX 60 memiliki jenis core yang sama dengan X2 4400+ (Toledo) padahal harga yang ditawarkan dua kali lipat lebih mahal, dan tentu masih sangat banyak contoh-contoh lainnya. Dengan pengenalan core kita dapat banyak menghemat biaya karena mendapatkan barang yang jauh lebih murah dengan kinerja tidak jauh berbeda.
-
CLOCK Processor seringkali membingungkan kita, untuk itu jangan pernah melihat kinerja processor dari clock (Ghz / Mhz) speednya. Sering kita terjebak dengan angka clock “GHz / Mhz” dari processor. Namun sebetulnya hal itu SANGAT-SANGAT salah, dan sangat-sangat tidak relevan lagi untuk kita jadikan patokan kinerja. Sebagai contoh, beberapa orang kebingungan dengan processor keluaran lama dengan clock 3000Mhz / 3Ghz, tapi kenapa justru processor baru-baru sekarang hanya memiliki clock yang lebih rendah (1.8Ghz, 2.4Ghz). Lebih parahnya lagi, kadang beberapa orang justru menganggap hal ini sebagai penipuan. waktu jaman Pentium I, Pentium II, Pentium III, AMD K6 , dan processor-processor yang lebih jadul, kecepatan clock masih bisa dijadiin patokan, tapi sekarang gak bisa lagi. ini ni yang makin bikin pusing ‘pemakai’ karena kinerja processor yang semakin remang-remang dan gak jelas, karena penamaan seri yang banyak banget dan gak mudah dipahamin. Gara-garanya Intel juga mulai menggunakan patokan kinerja, gak lagi berdasarkan clock, yang sebelumnya telah dikembangkan AMD. mungkin lo-lo masih inget pas Athlon XP 1700+ dengan clock 1463Mhz bisa ngehajar Pentium IV dengan clock 2000mhz. Jadi buat patokan kasar dan gampang, jika lo - lo pengen beli processor, sebaiknya kita mencari clock yang “terendah / sama” tapi teknologi / type processor yang “terbaru” [misalnya Quad core (4 core), Hexa Core (6 core)]. Tapi jangan beli prosesor yang sama sama dual core dengan teknologi dan ukuran chacenya sama dengan clock yang lebih rendah !!, kalo itu type terbaru, pasti kinerja yang ditawarkan akan lebih tinggi.
-
CODE seri processor, / batch code produksi processor, kadang kadang jadi sangat penting buat ngedeteksi seri ‘Gold-Batch’ dari type processor tertentu. Karena kualitas processor untuk type dan seri yang sama bisa beragam. yang lagi anget angetnya di omongin yaitu prosesor dual / triple core AMD bisa di sulap jadi Quad core pada seri batch awal-awal produksi dengan memanfaatkan fitur ACC (advanced clock calibration) pada chipset seri 790GX dengan southbridge 710 / 750 (jadi ketauan AMD itu penipu! Beli Dual / triple core dapetnya Quad core. wakakaak). jadi, apasih ‘Gold-Batch’ itu? Penjelasan sederhananya begini, ratusan keping processor dengan teknologi yang sama, meskipun seri kecepatannya berbeda, dicetak dalam satu tempat cetakan yang sama yaitu “wafer” (wafer adalah lempengan bundar sebagai tempat cetakan processor, jangan mikirin wafer tang*o!). Disini processor yang ada di posisi tengah wafer 'katanya' cenderung punya kemampuan lebih tinggi, karena akurasi fokus sinar proyeksi ke silikon lebih tepat pada bagian tengah wafer (inget! bukan wafer tang*o!). Dari prosessor yang dihasilkan dilakukan pengujian awal, dan biasanya selisih kinerja dari pengujian itu dibuat jenjang variasi kecepatan processor di pasaran. Sehingga, processor dengan kecepatan beda bisa aja dia berada pada cetakan yang sama. Untuk itu selisih kinerja “optimalnya” sebenernya sama juga, hanya aja pada lempeng PCB processor dikasih “FID” / pengatur untuk menentukan clock speed yang dia jalankan pada kondisi standard. Kadang pada awal-awal produksi suatu type processor baru, satu lempeng wafer digunakan untuk satu seri yang sama, sehingga ada kemungkinan processor dengan kualitas tertinggi bisa dijual pada seri tersebut, dan seri-seri inilah yang code produksinya kemudian kita sebut “Gold-Batch”. Untuk mencari processor mana yg berada di posisi itu, ada batch code tertentu yang dapat ditelusuri, processor-processor pilihan dengan code-code istimewa tersebut yang biasa dicari oleh para overclocker. Istilah ‘Gold-Batch’ ini hanya untuk mempermudah ngasih nama processor-processor tersebut.
Mainboard-
CHIPSET adalah point utama yang pertama harus lo amati dari mainboard anda. Coba liat jenis chipset dan cari karakteristik, fungsi, dan dukungannya. Chipset adalah chip controller utama pada mainboard yang ngatur jalur data semua komponen yang ada, chipset biasanya terdiri dari dua, yaitu south bridge (bagian selatan/bawah), dan north bridge (bagian utara/atas/tengah dekat CPU). South bridge biasanya mengatur I/O, PCI, HARDDISK, FLOPYDISK, Sound, Lan, dan komponen pendukung lainnya. Sedang North bridge biasa digunakan untuk pengatur alur data komponen utama kayak CPU, memory, dan Display slot (AGP/PCI-E). tapi ada juga chipset yang kerja sendiri / chipset tunggal yang sekaligus mengatur semuanya (kesian, gak ada temennya). Semua pheriperal yang dapat terpasang dan kemampuan upgrade dari mainboard sangat ditentukan oleh chipset yang dipakai. Chipset juga sangat menentukan kemampuan upgrade dan dukungan hardware yang mampu ditangani oleh komputer lo !
-
KOMPONEN yang berkualitas sangat berpengaruh pada kestabilan, performa dan kualitas mainboard. Sebetulnya untuk membedakan kualitas komponen yang dipakai, sangat mudah dideteksi dan sangat kasat mata. Tanpa perlu memperhatikan mereknya pun, kita dapat membedakan dengan jelas kualitas komponen yang dipakai hanya dengan melihat tampilan fisiknya saja. Lalu bagian apasajakah yang perlu kita perhatikan ?
1.
PCB, Mainboard yang memiliki ketahanan dan kualitas tinggi sangat dapat dilihat dari kualitas PCBnya, mainboard high-end biasa menggunakan PCB 8 layer. Selain jumlah layer, untuk mencermati perbedaannya bisa dilihat dari ketajaman jalur dan kegetasan saat PCB kita coba lo sedikit bengkokkin. Untuk beberapa mainboard kualitas tinggi pada PCB terdapat lapisan pendingin buat membuang panas.
2.
Kapasitor, perbedaan kualitas mainboard dapat dengan mudah dilihat dari kerapatan, jumlah, ukuran dan yang paling penting adalah jenis kapasitor yang dipake. Mainboard yang mampu menjaga kestabilan dalam kompresi tinggi untuk beberapa bagian biasa menggunakan kapasitor low-esr (kapasitor perak), untuk kapasitor kualitas tinggi dibawah low-esr adalah kapasitor-kapasitor 1st grade buatan Jepang, contohnya seperti ‘Rubycon’ dan ‘Nichicon’ dengan bentuk yang mudah kita kenali yaitu belahan atas kapasitor berbentuk huruf ‘K’ untuk ‘Rubycon’ dan huruf ‘Y’ untuk ‘Nichicon’. Ada juga kapasitor Jepang 2nd grade yang berkualitas cukup baik dengan beberapa ciri lainnya, sedangkan kapasitor China dikenal jauh lebih murah dengan kualitas yang kurang baik (ada harga ada rupa). Untuk saat ini hampir semua merek mainboard kelas atas menggunakan kapasitor Jepang, namun anda tetap harus teliti, karena ada pula beberapa yang menggunakan kapasitor 2nd grade dan 3rd grade. Semakin banyak jenis kapasitor kelas atas, biasanya board tersebut mampu menawarkan kestabilan dan daya tahan yang semakin tinggi.
3.
Regulator, Kondensator, Mofset, dan komponen-komponen lain juga bisa kita amati secara fisik. Dengan demikian akan mudah diketahui mainboard yang lebih stabil biasanya memakai komponen yang lebih tinggi kelasnya.
4.
Pendinginan dan pengaturan aliran udara, serta layout mainboard juga dapat dengan mudah dilihat. Dari kesemuanya itu mencerminkan kelas dan kualitas mainboard yang bersangkutan. Khusus untuk pendinginan, faktor ini memang cukup penting untuk diperhatikan, namun ini adalah faktor eksternal dalam arti diluar lingkup “kualitas” mainboard itu sendiri. Sehingga ini adalah faktor yang paling mudah untuk kita modifikasi, dengan penambahan pendingin secara individu.
Dengan demikian, sebetulnya hanya dengan melihat dan membandingkannya secara fisik saja kita cukup bisa mengenali kualitasnya, meskipun belum secara total kinerjanya. Minimal dari sisi kestabilan dan kekuatan mainboard dapat kita lihat secara pintas dari pengamatan fisik ini. Sehingga apapun mereknya, bila mainboard tersebut memiliki kualifikasi seperti yang tersebut diatas, produk tersebut biasanya handal dan pantas untuk anda jadikan pertimbangan pilihan.
-
BIOS adalah pengontrol utama seluruh sistem, fungsi dan pheriperal yang ada. Kinerja dan kestabilan sistem dapat berpengaruh dari BIOS. Bahkan mainboard dengan kualitas komponen biasa-biasa saja, apabila didukung dengan BIOS yang handal, akan mampu berjalan lebih optimal dari mainboard high-end sekalipun. Untuk itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari secara khusus tentang BIOS, dan mengenali fungsi-fungsi yang ada di BIOS. Untuk mencermati kemampuan pengaturan pada BIOS, ha-hal yang harus diperhatikan adalah : fungsi pengatur FSB, multiplier, timing memory, divider/pembagi, penguncian AGP/PCI, system monitoring, dan terutama perhatikan secara seksama rentang voltase yang sanggup ditawarkan (Vcore, Vdimm, Vchipset, dll). Karena sesungguhnya, BIOS adalah senjata utama bagi kita untuk melakukan optimasi dan Overclocking.
-
ONBOARD bisa dipandang positif dan negatif, namun jangan terlalu “anti” dengan onboard. Onboard artinya komponen tambahan yang langsung terintegrasi dalam mainboard (sound, LAN, VGA, dll). Onboard bukanlah masalah besar, dan belum tentu berkualitas buruk, dapat menjadi solusi ekonomis dan praktis, namun jangan pernah melupakan untuk memperhatikan slot ekspansi untuk peluang upgrade.
-
FUNGSI tambahan baik berupa komponen chip tambahan, ataupun fungsi di luar BIOS (ini, itu, ini, itu, tidak perlu gue tulis di sini, gara gara gue belom ngerti kek beginian
) baik itu fungsi penyetabil fungsi pengaturan kipas, fungsi overclocking tambahan dari windows (OC on the fly, bukan ngeflay!), maupun fungsi lain. Sebetulnya semua fungsi ini hanyalah kosmetika belaka, dan belum tentu akan anda gunakan. Bukan berarti fungsi-fungsi tersebut tidak ada gunanya, namun sebaiknya jangan menjadi prioritas utama, anggap saja sebagai tambahan, dan sesuaikan saja dengan kebutuhan anda karena yang terpenting untuk pengaturan segalanya adalah fungsi di BIOS. Untuk fungsi SLI dan Crossfire, sebaiknya untuk saat ini lupakan saja fasilitas tersebut karena kemungkinan sangat kecil anda akan menggunakannya, bukan berarti harus anda hindari, cukup abaikan saja. Kecuali anda memang langsung akan memasang sistem SLI-Crossfire, atau untuk kepentingan lain.
Power Suply-DAYA dari Power Supply sebagai “Jantung” dari sistem kita harus dipastikan mampu memenuhi semua komponen yang terintegrasi di dalamnya. Coba temukan kapasitas daya optimal yang diperlukan untuk sistem anda, dan power supply apa yang sebaiknya digunakan untuk kebutuhan anda. Lalu bagaimana memperkirakan daya optimal yang diperlukan? Berikut adalah gambaran tentang daya murni PSU yang digunakan untuk keperluan sistem anda. Sebelumnya sebagai gambaran, PSU standard / low-end memiliki daya murni 50-70% dari daya yang tercantum pada label, sehingga anda bisa mengira-ira PSU yang sebaiknya anda gunakan sesuai kebutuhan sistem anda.
» Sistem standard dan low-end membutuhkan daya murni 180W-240W.
» Sistem Mainstream Pentium 4 / Athlon dengan kapasitas HDD besar, gaphic card kelas menengah, dan tambahan 2 optical drive membutuhkan = 300W-400W.
» Sistem High-end dengan beberapa drive namun hanya satu keping display card memerlukan daya murni 430W – 500W.
» Sistem High-end dengan Raid atau SLI/ Crossfire memerlukan daya 550W-750W.
» Sistem extreme dual GPU SLI/CF, dual core, dan RAID memerlukan daya diatas 800W.
Kapasitas daya tergantung dari komputer. Perkirakan kebutuhan daya dan PSU yang ada.
-FLUKTUASI. Sebetulnya ada yang lebih penting dari sekedar daya yang diperlukan, yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan overclocking, keawetan, dan kestabilan sistem, yaitu faktor fluktuasi daya dan voltase / tegangan saat sistem mendapatkan beban yang berat.
>>>>>>>>=======WARNING=======<<<<<<<<
PAKAILAH SELALU PSU PURE POWER SEPERI MEREK FSP,SILVERSTONE,XIGMATEK,COOLERMASTER,CORSAIR&TAGAN DENGAN SERTIFIKASI 80+
SEBAGAI ANAK CYCOM, PASTIKAN ANDA TIDAK TERTIPU UNTUK MEMBELI PSU MEREK SIMBADDA,SIEMBAH,SIMBODOH,SIEMBOK,ATAU YANG NGAKU NGAKU PURE POWER DENGAN MEREK ABAL-ABAL GARA GARA TOKO MAU MENGHABISKAN STOK PSU ABAL ABAL TSB(Bukan gue mau menjelek jelekan suatu produk, coba aja lo dengan pede bilang di kaskus pake psu siembah. pasti langsung disarankan ganti psu)
BILA ANDA MAU GANTI PSU, DISARANKAN UNTUK GOOGLING DULU SEBELUM MEMBELI PSU UNTUK MENCARI TAU KELEMAHAN / KELEBIHAN PRODUK TERSEBUT
Display CardDisplay Card merupakan modul miniatur dari sistem yang semi independent, karena didalamnya terintegrasi processor, memory, BIOS, dan sebagainya. Sehingga display card memiliki kompleksitas yang tinggi. Namun untuk memudahkan anda menyeleksi menganalisa display card silahkan cermati bagian-bagian berikut :
-GPU, (bukan gosok pijat urut! makanya, baca sampe abis!)hampir sama dengan processor, liat type chipset yang digunakan, jangan terjebak pada “penamaan” seri dan merek, karena dengan mengenali jenis dan type chipset, kita akan lebih mudah mengetahui kemampuan sesungguhnya.
-BIT, jumlah bit (64 bit, 128 bit, 256 bit) adalah lebar data bandwidth dalam RAM yang ditanamkan pada suatu VGA card. Semakin besar jumlah bit memungkinkan RAM menerima asupan data yang lebih banyak ketimbang jumlah bit yang lebih sedikit. Perbedaan mencolok dapat dilihat pada kecepatan loading suatu scene game masa kini yang menggunakan polygon yang banyak dan tekstur berukuran besar.
-TEKNOLOGI, setiap produsen chipset VGA card mempunyai arsitektur teknologi yang berbeda dengan kompetitornya, misalnya Nvidia dengan SLI-nya atau ATi dengan Crossfire-nya. Pelajarilah keunggulan arsitektur VGA card yang diusung oleh para produsen VGA card tersebut.
-MEMORY (RAM) VGA card berpengaruh pada saat loading suatu data 3D (polygon, tekstur, dll) dan sebagai tempat penampungan sementara ketika GPU memproses data tersebut. Semakin cepat RAM, semakin besar kemampuan proses.
-FISIK, Kualitas display card juga dapat diidentifikasi dari bentuk fisiknya dengan cara sama dengan mengidentifikasi kualitas mainboard seperti dijelaskan sebelumnya.
>>>>====INGAT====<<<<
KINERJA SEBUAH DISPLAY CARD BUKAN TERGANTUNG PADA JUMLAH RAM DISPLAY CARD TSB
JADI JANGAN TERBUJUK DENGAN UKURAN RAM VGA YANG BESAR TAPI GPUNYA MEMBLE
ex: Si budi pergi ke mangga dua untuk membel leptop
Pikiran Budi: beli leptop ahh, wah vga ram nya bisa sampe 320 mb pasti kenceng nih
KENYATAAN:
Budi: ahirnya leptop baru, maen PES 2009 ahh di leptop... yah kok ngelek sih? kan udah 320 mb?? (budi melirik leptop si bekam) loh kok lo bisa maen PES2009 sih? Vga lo kan cuma 256mb?
Bekam: liat dong, gue pake Nvidia GT130 M, lo cuma Intel GMA 4500MHD yaa jelas ngelek
*pengalaman pribadi penulis
JADI, JANGAN TERTIPU OLEH BESARNYA MEMORI VGA CARD, CHIPSET BERPENGARUH BESAR TERHADAP KUALITAS GAMING. JADI, PILIHLAH CHIPSET YANG TOP DGN UKURAN RAM VGA CARD YANG SESUAI DENGAN RESOLUSI MONITOR ANDA
Memory-JENIS, type memory adalah pilihan pertama yang akan anda lakukan, karena saat ini kita dihadapkan dengan dua jenis memory, yaitu DDR dan DDR2. dan kini telah muncul DDR3. Dari sisi teknis DDR2 memang mampu berjalan pada clock yang lebih tinggi dari DDR, bahkan hingga tiga kali lipatnya, dan akhir-akhir ini telah muncul beberapa seri DDR2 dengan timing ketat (CL-3). Namun sesungguhnya untuk kecepatan standard, kinerja yang dihasilkan DDR dan DDR2 sendiri tidak memiliki perbedaan yang jauh.
Satu pedoman yang harus menjadi catatan bagi kita adalah perbedaan prinsip kerja memory pada AMD seri K8 (Athlon 64) dengan sistem lainnya. Pada sistem berbasis AMD K8 series (Athlon 64) terjadi pemotongan jalur data untuk memory, yaitu pemindahan memory controller pada chipset langsung ke dalam badan core processor, sedangkan pada Intel ataupun sistem AMD sebelumnya masih menggunakan bantuan chipset untuk controller memory ini, disini berarti kita memiliki dua cara pandang yang berbeda terhadap memory yang akan digunakan pada sistem berbasis K8 dengan sistem lainnya.
Perbedaan tersebut berhubungan dengan bus yang digunakan, timing yang diperlukan, dan kondisi kecepatan memory yang diselaraskan dengan processor pada sistem tersebut. Dengan demikian kita bisa menentukan pilihan chipset memory yang paling tepat untuk sistem kita, apakah mementingkan timing, mementingkan clock yang tinggi, atau mementingkan keselarasan antara bus processor dan memory. Namun perbedaan tersebut hanya akan penting dan terasa pada penggunaan sistem dengan memory DDR, sedang pada DDR2 semua tampak sama. Pada DDR2, semakin tinggi bus, akan semakin tinggi pula kinerjanya, disini bandwidth lebih berperan dari timing, karena clock yang sanggup digapai DDR2 sangat jauh melebihi DDR, sehingga keketatan timing tampak “seolah-olah” tidak lagi menjadi prioritas. (sebagai gambaran, bandwidth sistem dengan DDR rata-rata berkisar di angka 3000-5000, sedang pada DDR2 berkisar 7000-10000).
mohon maaf bila ada yang salah, saia juga masih nubie masalah beginian.
*sebagian dibantu oleh dukun sakti yang bernama
GOOGLEjadi kalo salah, salahin dukun tsb